Friday 16th of May 2025
×

Tablo Jalan Salib, Teaterikal Kisah Yesus Kristus yang Sering Disajikan Untuk Persembahan Jumat Agung

Tablo Jalan Salib, Teaterikal Kisah Yesus Kristus yang Sering Disajikan Untuk Persembahan Jumat Agung

--

Memanggul Salib merupakan ukuran kelayakan seorang pengikut Yesus, karena Yesus sendiri bersabda barangsiapa tidak memikul salib-Nya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku (Cfr. Mat 19:28)”.

Baca juga: Intip Kehebatan Frankenjet, Jadi Monster Pesawat Tempur Andalan Amerika Serikat dengan Segudang Kelebihan


Jadi, bagi orang Kristen salib sungguh tidak terelakkan. Salib adalah beban yang harus kita pikul. Namun, kita akan mampu memikul beban berat itu kalau kita saling membantu. “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Maka kamu memenuhi hukum Kristus (Cfr. Gal 6:2)”.  

Melalui Simon dari Kirene, Tuhan mengajar kami untuk meringankan beban penderitaan orang lain.  Kita bersyukur karena, melalui hal-hal kecil yang kecil, kita perkenankan untuk ambil bagian dalam Salib Tuhan  yang berat. Semoga demi Tuhan Allah  kita   tidak takut menolong sesama   yang sedang menderita, apa pun resikonya, sebab  Tuhan menyertai dan model dalam  menolong  sesama.

Perhentian VI:  Wajah Yesus diusap oleh Veronika

Perhentian ini terinspirasi  dari Kitab Yesaya. Dalam dialognya  dengan hamba yang menderita , Nabi Yesaya mengungkapkan “Ia memberi punggung-Nya  kepada orang  yang memukul Dia; dan pipinya  kepada orang yang mencabut jenggot-Nya. Ia tidak memalingkan muka-Nya untuk kita pandang; tak ada yang menarik untuk kita inginkan. Kita menghina dan menjauhi Dia, orang yang penuh sengsara dan menanggung segala kesakitan kita. Tak ada seoarang pun mau memandang Dia, kita pun tidak mengindahkan Dia” (Yes 50 : 6; Yes 52:14 ;Yes 53:2-3).

Baca juga: Intip Spesifikasi Tupolev Tu-95, Pesawat Pengebom Nuklir Milik Rusia yang Dikabarkan Siap Parkir di Indonesia

Wajah Yesus kotor oleh darah, keringat dan debu. Semarak dan ketampanan wajah-Nya terasa sirna. Tepatlah gambaran Yesaya, “Banyak orang akan tertegun memandang Dia; begitu buruk rupa-Nya, tidak seperti manusia lagi; dan tampaknya tidak seperti anak manusia lagi. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada, sehingga kita tidak tertarik untuk memandang Dia; dan rupa pun tidak sehingga kita menginginkannya; Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; Ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap Dia” (Cfr. Yes 52:14 ; Yes 53:2-3).

Kendati begitu masih ada orang yang bersimpati pada Yesus, yakni Veronika, Ia maju mendekati Yesus, lalu mengusap wajah-Nya. Dengan tindakannya yang sederhana Veronika telah menolong orang yang menderita. Ia memberi contoh kepada kita mengamalkan amanat salah seorang Rasul Yesus, “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!” (Cfr. Rm 12:15).

Source:

Update Terbaru

RELATED POST